Baca info terbaru Kurikulum yang Mewujudkan Generasi Terbaik yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Kurikulum yang Mewujudkan Generasi Terbaik dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Sudah berkali-kali, aku membaca tulisan-tulisan yang berisikan opini agar pendidikan kita jangan tergantung pada nilai akademis semata-mata, alias jangan berorientasi pada nilai. Tulisan-tulisan itu pada intinya selalu menekankan agar kita mendapatkan output yang mampu menjawab kegelisahan bangsa terkini, berupa mereka-mereka yang memiliki kualitas personal, baik dalam hal karakter, skill dan lainnya.
Dampak dari fenomena terpakunya berbagai kalangan pendidik pada standar nilai-nilai akademis melebihi daripada pembentukan akhlakul karimah dan mental pemenang telah membuat kita selalu menemui berbagai persoalan pendidikan yang outputnya tidak meyakinkan. Pengangguran, kemiskinan, kebobrokan moral, pelanggaran norma, masih saja menjadi problem yang biasa kita dengar.
Kurikulum jenis apakah yang sebaiknya di tekankan dalam upaya mewujudkan impian-impian kita pada output (baca: lulusan, generasi) pendidikan negeri? Atau dibalik, apa yang semestinya ditekankan dalam kurikulum yang dibentuk untuk mewujudkan impian kita pada output pendidikan negeri?
Seorang professor asal perguruan tinggi terkenal pernah mengkhawatirkan bahwa kita akan dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki sifat amanah, tabligh, shiddiq dan fathonah. Pemimpin-pemimpin disini bila ku perluas maknanya, maka mereka-mereka yang berada diberbagai bidang kehidupan, yang memiliki pengaruh atau punya kuasa dalam bidang tersebut.
Beliau seolah dalam akhir tulisannya, memberiku penyadaran, bahwa kurikulum yang baik rupanya telah ada dalam Islam, ada contohnya pada beliau Nabi Muhammad SAW. Dan alumninya adalah berbagai Ulama, cendekiawan dan pemimpin-pemimpin yang sholeh lagi professional dalam menjalankan tugas mereka. Mereka tentu orang-orang yang meneladani akhlak Rasul yang empat tersebut.
Maka apa yang menjadi ajaran dalam agama Islam, apa-apa saja yang tertera dalam Qur’an, hadis dan Qaul orang-orang shalih, pasti akan lebih baik lagi bila diterjemahkan dalam berbagai bentuk yang akan menjadi komponen suatu kurikulum, yang akan dipakai dalam pendidikan kita.
Seorang ibu rumah tangga yang sangat menginspirasi, Ibu Septi mempunyai kurikulum tersendiri yang diperuntukkan bagi anak-anak dibawah asuhannya. Disebut dalam tulisan yang membahasnya, bahwa kurikulum yang ada memiliki fondasi adab dan akhlak. Tentu kurikulum ini bukanlah kurikulum sekolah, atau madrasah. Bagi keluarga beliau itu adalah kurikulum universitas kehidupan, yang pasti tujuannya adalah terbentuknya Insan Kamil, Ulil Albab, dalam lingkup yang lebih luas, Khairu Ummah.
PR selanjutnya adalah, bagaimana kita menerjemahkan ajaran Islam baik yang sudah ada maupun yang butuh pembaruan dalam pendidikan kita.. maka tugas kita bersama untuk membangunnya.