Baca info terbaru Jalan Menuju Prestasi yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Jalan Menuju Prestasi dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Wisuda perdana UIN Walisongo akhir januari 2015 ini mendapat tempat untuk masuk dalam jajaran berita yang menasional. Ya, karena ada wisudawan yang paling berprestasi dimuat di berbagai portal berita nasional. Sebagaimana berita wisuda berprestasi lainnya, kali ini yang mendapat sorotan adalah karena prestasi yang diraihnya dibalik derita kesulitan biaya. Istimewa memang, berbagai perjuangan yang dialami seseorang bisa diberitakan sehingga menjadi pelajaran bagi yang lainnya.
Sebagai sesama anak tani, aku turut senang dan kagum atas prestasi yang diraihnya. Hingga aku buka halaman berita onlinenya lalu aku save di komputer, untuk bisa dibaca lagi lain waktu. Ceritanya mengingatkanku akan kisah imam syafi'i tentang perjalanan belajarnya, yang penuh dengan kekurangan. Bedanya hanya situasi zamannya. Bagaimana kondisi ekonomi seorang imam syafi'i semasa belajar? Bukankah beliau tidak memiliki ayah, dan keluarga yang dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan, apalagi untuk memenuhi hasrat belajar beliau? Tetapi lihat, beliau bisa menjadi seorang berilmu tinggi. Maka mungkin benar orang bijak bilang, saya yakin ketekunan dapat mengalahkan kecerdasan.
wisudawan yang terbaik Perdana UIN Walisongo 2015 dimuat di web Walisongo.ac.id |
Kini aku berbalik berkaca. Jika dipikir-pikir, aku adalah juga anak seorang tani, tak banyak hal yang amat mengganggu ku untuk bisa belajar secara maksimal, nafsu dan kesenangan yang memalingkan dari belajar, bisa di letakkan jauh-jauh dari hati kalau memang niat untuk belajar benar kuat. Dan banyak hal pula yang bisa membantuku untuk belajar. Selain kemudahan zaman, juga hidup di lingkungan yang tak kekurangan orang berilmu di sini. Aku yakin tidak semua orang akan berpikir benar bagaimana caranya berprestasi, karena kebanyakan kurang diisi perenungan dalam hidup, hidup funny-funny saja. Bukan maksud menggeneralisasikan, tetapi kebanyakan seperti itu.
Pernah seseorang mengshare di grup IAIN WALISONGO, tulisan seorang dosen di ugm yang 'menggampar' mahasiswanya. Disitu dituliskan berbagai statemen yang menggampar mahasiswa agar sadar dan mau bangkit, menyadari kekurangannya. Seperti tulisan "bangga bisa demo untuk mengundurkan jadwal ujian karena kamu belum siap? Kamu itu mahasiswa ekonomi terbesar di asia tenggara, masa urusannya cetek-cetek begitu sih?!". Aku senang bisa mengetahui ada mahasiswa (mungkin) yang mengshare demikian, daripada posting-posting yang kadang tidak bermutu di grup kalangan akademisi tersebut. Kalimatnya bisa menggambarkan, untuk mennjukkan bahwa hidup harus melihat kedepan, jauh-jauh. Aku harap tulisan yang seperti itu terus bertambah, dan aku bisa melihat lebih banyak dari sekarang.