Baca info terbaru Kesatuan Antara Pengetahuan Agama Dengan Sains Alam yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Kesatuan Antara Pengetahuan Agama Dengan Sains Alam dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Malam ini aku kembali mengikuti acara sholat tarawih di masjid baitul Huda desa Bantar.. seperti biasa, usai sholat tarawih masyarakat yang berada di masjid lalu berkumpul untuk duduk bersama dan mengikuti kultum di Masjid tersebut.
Pengetahuan agama yang disampaikan kali ini adalah tentang do’a yang baik untuk diucapkan ketika selesai sholat maghrib. Allah maha kuasa untuk menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup, itulah yang disampaikan oleh bapak yang menjadi pengisi kultum. Disaat mencoba mencontohkan tentang hal yang ada dalam konteks kehidupan ini, beliau mencontohkan telur dan ayam yang di katakan sebagai benda mati dan benda hidup. Dari keduanya disampaikan bahwa Allah mengeluarkan sesuatu yang mati dari benda hidup, yakni ayam yang mengeluarkan telur, sedang Allah menghidupkan sesuatu dari yang mati, yakni telur menetas menjadi itik yang hidup.
Tulisan ini tiada maksud untuk menyalahkan atau menunjukkan hal tersebut sebagai sesuatu yang memalukan, tetapi ini sekedar menjadi bahan kita untuk terus berbenah. Salah tidak mengapa, selama kita belajar dari kekeliruan untuk berbuat yang lebih baik lagi.
Sebenarnya, mungkin sebagian besar dari kita sudah mengetahui, apakah telur itu hidup atau mati.. dalam penjelasan saya, Allah telah memberi bekal nutrisi dalam zat yang kita kenal sebagai kuning telur. Dari nutrisi tersebut terjadi perubahan, yang dapat dipastikan hanya dialami oleh makhluk hidup. Terbuatnya tulang, daging, kulit, paruh dan rambut (atas izin Allah) lalu menetas dalam bentuk yang sudah sempurna tersebut adalah salah satu ciri makhluk hidup, yaitu tumbuh dan berkembang.
Makhluk hidup dengan benda mati memiliki perbedaan, yang berdasarkan keilmuan biologi sudah dijelaskan, tiap kali anak didik di awal-awal sekolah di tingkat MI, MTs maupun MA, mereka harus mengetahui dulu antara kehidupan dan matinya suatu benda. Konsep-konsep itu ringan untuk diingat, yakni homeostatis, memiliki bahan Genetik, tumbuh dan berkembang, dan seterusnya.
Detailnya, karena berciri-ciri tumbuh, berkembang, memiliki DNA & RNA, serta homeostatis (homeostatisnya dibantu oleh induk atau alat penghangat), maka telur dapat dikatakan sebagai benda hidup. Lagi pula, para peneliti mengembangkan virus (makhluk setengah hidup setengah mati) pada media pengembang biakan berupa telur. Dan virus hanya dapat menunjukkan tanda-tanda kehidupan di sel yang hidup.
Semoga ini menjadi sebagian contoh, kita menjadikan konsep kesatuan ilmu pengetahuan atau unity of science (bagi penggagasnya di UIN Walisongo) maupun konsep pohon ilmu (bagi guru besar di UIN Maliki), sebagai sesuatu yang sudah diterapkan dalam memahami alam dan agama. Berbicara agama tentang alam dengan berbekal pengetahuan keduanya, bukan hanya salah satunya. Atau berbicara alam tentang agama juga dengan pengetahuan keduanya, bukan separuhnya saja.