Baca info terbaru Kultum Ba’da Dhuhur di Kampus 2 UIN Walisongo yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Kultum Ba’da Dhuhur di Kampus 2 UIN Walisongo dalam kategori
Catatan
kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
masjid al Fitroh Kampus II UIN Walisongo sumber: syaifulmustaqim.blogspot.com |
Bulan Ramadhan ini setiap habis sholat dhuhur, seperti biasa di masjid Al Fitroh Kampus II UIN Walisongo, selalu ada nasehat-nasehat penuh hikmah yang disampaikan oleh dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Disini, bagiku stigma kampus “sarang” liberal sebenarnya menjadi tidak tepat, karena stigma itu muncul semata-mata dari emosi manusia yang meluap-luap karena tak mengerti, bagaimana sebenarnya keadaan di sisi dalam Universitas Islam ini.
Kegiatan yang disebutkan tadi, agaknya menjadi hal yang dibiasakan, terutama ketika ramadhan kali ini tiba. Kami selalu diingatkan tentang betapa pentingnya memenuhi panggilan adzan, karakteristik orang yang beriman, dan bertakwa kepada Allah Ta’ala. Jama’ah yang terdiri dari dosen, karyawan dan mahasiswa pun tampak mendengarkan kuliah singkat yang disampaikan itu. Mereka tak bergeser dari tempatnya, sampai sang dosen telah selesai menyampaikan nasehat.
Begitu seringnya, dan begitu tekunnya beliau selalu mengingatkan kami. Beliau sendiri menjadi teladan dalam apa yang ia katakan. Pada dosen yang mengisi kultum itu, aku lihat sosoknya sendiri sesuai dengan apa yang menjadi perkataannya. Hingga sering aku lihat, dengan sendal jepit sederhana, dan karena ingin menunaikan ibadah kepada Allah, ia mendatangi masjid dengan berjalan kaki dari arah dekanat, atau terkadang naik sepeda motor juga. Begitu tampaknya sosok-sosok yang ingin memenuhi panggilan adzan.
Melihat beliau-beliau berjalan ke arah masjid setelah adzan berbunyi bukanlah hal yang langka. Tampak berbeda dengan dosen yang lainnya, Walau sama-sama berstatus sebagai dosen, entah kenapa beliau-beliaulah yang sering tampak istiqomah melakukan hal tersebut. Selalu ada waktu untuk memenuhi panggilan adzan.
Mendengar ceramah singkat di masjid itu selama ini, membuatku yakin bahwa kita tidak perlu ragu atau terus mempertanyakan tentang agama ini, kita tidak perlu terlalu pandai untuk mengetahui dan beriman dengan pokok-pokok ajaran agama ini. Tak usah kebingungan dan mengalami keraguan, sebagaimana yang dilakukan oleh oknum akademisi yang merasa dirinya hebat maupun merasa semangat mengkaji Islam dan kepedulian Sosial, tetapi gemar menebar subhat dan pikiran-pikiran baru yang rapuh serta jauh dari kebenaran.