Baca info terbaru Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Kadangkala, manusia menginginkan bisa hidup dengan layak. memiliki kelebihan seperti harta, ilmu, atau setidaknya ingin bisa bahagia bersama orang lain. mungkin begitu pula pandanganku dalam kehidupan. seringkali terbayang ingin menjadi orang yang memiliki kemampuan yang baik, jika umum tidak maka aku harus bisa khusus, walau umum juga harus dikuasai. sebagaimana pandangan mainstream pendidikan Indonesia dewasa ini.
Barangkali, aku sendiri sudah pernah mengalami perkataanku diatas. sewaktu di MTs Ma'arif NU 1 Jatilawang, semasa try out dipuji oleh guru bahasa inggris di depan teman-teman di kelas lain. padahal hasil try out B Inggrisku cuma 60. nilai seperti itu dibanding yang lain lebih besar, karena mayoritas siswa peserta try out memperoleh hasil yang hanya antara 20 sampai 40 nilai bahasa inggrisnya. agaknya, pujian itu menjadi motivasi yang menghujam di sanubariku. aku punya kelebihan.
sampai lulus MTs aku membawa kelebihanku itu sampai di Masa-masa MA. tersenyum mengingat hasil ujian Semester di kelas 10 yang lumayan bagus dalam mapel bahasa inggris. dan sekarang aku kuliah di UIN Walisongo Semarang. sebagaimana dulu aku di MA, aku sekarang aktif di kejurnalistikan melanjut dari saat dulu aku ikut di TIM Redaksi Mading, dan melanjut pula menjadi petugas perpustakaan, yang dulu sewaktu masih baru di MA pernah ku tulis saran agar disediakan perpustakaan, dan aku sendiri membaca buku-buku dalam rak di ruang seperti gudang.
keinginanku untuk bisa menjadi orang ahli sekarang dalam kebingungan. banyak hal yang tampak memaksaku untuk menguasainya banyak hal, padahal tak semudah itu! butuh proses, bukan 6 bulan, tapi seumur hidup. lagipula tak seluruhnya keadaan dapat kusalahkan, aku lebih layak menyalahkan diriku sendiri. aku ingin memperhatikan masalah didunia ini, membuat studiku agak turun, aku ingin memfokuskan diri pada studiku, membuat aku nihil keahlian dan tidak peka masalah kontemporer. yah, menguasai keduanya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.
Senin, 22 Desember 2014, 08:43, Di Perpustakaan Tarbiyah
Barangkali, aku sendiri sudah pernah mengalami perkataanku diatas. sewaktu di MTs Ma'arif NU 1 Jatilawang, semasa try out dipuji oleh guru bahasa inggris di depan teman-teman di kelas lain. padahal hasil try out B Inggrisku cuma 60. nilai seperti itu dibanding yang lain lebih besar, karena mayoritas siswa peserta try out memperoleh hasil yang hanya antara 20 sampai 40 nilai bahasa inggrisnya. agaknya, pujian itu menjadi motivasi yang menghujam di sanubariku. aku punya kelebihan.
sampai lulus MTs aku membawa kelebihanku itu sampai di Masa-masa MA. tersenyum mengingat hasil ujian Semester di kelas 10 yang lumayan bagus dalam mapel bahasa inggris. dan sekarang aku kuliah di UIN Walisongo Semarang. sebagaimana dulu aku di MA, aku sekarang aktif di kejurnalistikan melanjut dari saat dulu aku ikut di TIM Redaksi Mading, dan melanjut pula menjadi petugas perpustakaan, yang dulu sewaktu masih baru di MA pernah ku tulis saran agar disediakan perpustakaan, dan aku sendiri membaca buku-buku dalam rak di ruang seperti gudang.
keinginanku untuk bisa menjadi orang ahli sekarang dalam kebingungan. banyak hal yang tampak memaksaku untuk menguasainya banyak hal, padahal tak semudah itu! butuh proses, bukan 6 bulan, tapi seumur hidup. lagipula tak seluruhnya keadaan dapat kusalahkan, aku lebih layak menyalahkan diriku sendiri. aku ingin memperhatikan masalah didunia ini, membuat studiku agak turun, aku ingin memfokuskan diri pada studiku, membuat aku nihil keahlian dan tidak peka masalah kontemporer. yah, menguasai keduanya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.
Senin, 22 Desember 2014, 08:43, Di Perpustakaan Tarbiyah