Catatan: Wisata Kolam Pemancingan dan Kebebasan

Baca info terbaru Catatan: Wisata Kolam Pemancingan dan Kebebasan yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Catatan: Wisata Kolam Pemancingan dan Kebebasan dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.         hari selasa itu, bertepatan tanggal 16 Desember 2014, bapak koordinator perpustakaan mengajak kami untuk pergi ke kolam pemancingan di daerah sekitar gunung pati.. untuk berwisata di tempat yang cukup bagus dan unik.. di tempat yang teduh itu pula, kami sempat berjalan-jalan di dalamnya, melihat kolam yang dipenuhi ikan yang ramah-ramah, mendekat karena ingin diberi makan, dan juga beberapa merpati yang terbang kesana dan kemari. tak sampai disitu.. seperti kebiasaan masyarakat modern umumnya, selalu disempatkan sesi foto-foto baik itu bersama-sama ataupun secara terpisah, sendiri-sendiri. di taman yang cukup luas itu nanti akan menjadi kenangan, dimana disitu pernah berkumpul sekelompok anak muda dan sepasang orang tua untuk sekedar merayakan kebersamaan.
Meninggalkan jejak di tempat tersebut, dan membawa barang berupa file foto yang jumlahnya pasti puluhan dan mungkin bila dihimpun akan sampai seratusan. menyingkirkan sejenak penat dari bejibun tanggungan yang akan menanti di esok hari.
       Aku menemukan sesuatu yang unik, di kolam itu ikan-ikan beramai-ramai mendekat, tanpa tahu bahwa orang suka dengan perbuatan mereka.. yang mereka tahu, hewan vertebrata ini hanya ingin mendekat agar dilemparkan makan ke rumah kecil mereka, ya kolam kotak itu. dilantai 2 sebuah gubug asri, disekitar tempat kami makan bersama itu, ada pula seekor burung paruh bengkok / parkit kecil yang terkurung, nampaknya ia bukanlah hewan yang mudah berasosiasi dengan manusia, berbeda bila kita lihat ditelevisi dimana burung sejenis yang sama mau menempel pada tangan kita. sedang burung yang berada didekatku itu terkurung, dianugerahi sayap tapi terbatasi jari-jari besi sebagai komponen kandang. seandainya diberi kandang yang lebih luas mungkin ia lebih bergembira.
         apa hubungannya antara aku dengan keadaan burung ini? kenapa aku membahas burung ini di tulisan ku yang tak banyak dibaca orang ini? orang dipenjara karena bersalah, tapi burung dikurung karena keindahannya.. hmm.. mungkin ku tulis ini berhubung aku seorang yang lebih mudah berasosiasi dan menampakkan cinta kasih pada makhluk lain dibanding kepada sesama manusia. haha :) ..
balik lagi ke kebebasan, sepertinya burung itu seharusnya dibebaskan, atau diberi kandang yang lebih luas. aku sendiri memikirkan bagaimana jadinya bila punya sayap (bila disoal lain aku punya kemampuan) tapi dibatasi dengan batasan yang begitu sempit. padahal bisa terbang dan melayang di antara pepohonan.
ingin kelak jika tercapai, aku akan ajarkan bagaimana cara mencintai tumbuhan dan hewan sebagaimana mestinya.. berhubung aku belum punya sesuatu apapun kecuali apa yang terbatas dan ada didompet, aku belum bisa melakukan itu untuk diriku.


         Yah tampaknya dia memang takut bertemu manusia, apalagi pendatang. mungkin bila ia bisa berkata-kata, ia akan bilang "aku ingin terbang, aku harusnya memiliki kehidupan yang bebas dan hidup bersama yang lainnya". terbayang?

Related Post:

Share :

Facebook Twitter Google+ Lintasme
Back To Top