Baca info terbaru Jangan (Terbiasa) Ada Mie Instan Di Antara Kita yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Jangan (Terbiasa) Ada Mie Instan Di Antara Kita dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Ditulis untuk memenuhi Kompetisi Blog Writing Challenge Edukasi 2014
Berita tentang efek mie instan di salah satu prtal berita online Sumber: infoindonesiakita.com |
Popularitas makanan ini memang tak diragukan lagi. Tampak dari iklannya, yang bertokohkan anak kecil, ibu-ibu, remaja, bapak-bapak, pak RT, orang kantoran, bahkan artis, produk mie instan memang diperuntukkan untuk segala usia dan status sosial. Rasanya yang maknyus dan baunya yang sedap (bukan merek) telah membuat makanan ini menjadi pilihan yang nikmat untuk disantap, apalagi ketika di dalam rumah sedang di luar hujan.
Namun, kasus yang muncul akibat konsumsi mie instan yang melebihi batas aman telah membawa konsumen pada resiko kesehatan yang harus ditanggung. Salah seorang teman saya yang masih satu jurusan perkuliahan, harus dibawa kerumah sakit untuk menjalani operasi. Setelah ngobrol singkat, akhirnya saya tahu bahwa konsumsi mie instan –yang terlalu sering- itu menyebabkan teman saya mengalami kerusakan usus.
Para remaja maupun mahasiswa memang sangat dekat dengan mie instan. Mie instan bisa dikatakan menjadi makanan pilihan yang menggiurkan ketika tak ada lagi masakan yang tersaji di rumah atau kos. Dibalik itu, resiko kesehatan mengintai apabila konsumsi makanan tersebut berlebihan.
Berbagai studi telah menunjukkan sisi negatif dari mie instan.Komposisi nya diketahui mengandung zat kimiawi yang tidak baik apabila masuk ke tubuh, namun masih dapat ditolerir dalam jumlah tertentu. Pernah dalam perkuliahan, ada dosen saya yang menasehati para mahasiswa supaya apabila makan mie instan sebaiknya ada jarak waktu yaitu satu minggu.
Dalam keluarga saya, pernah anak dari paman saya harus dibawa kerumah sakit karena sakit perut. Setelah diperiksa, rupanya hal itu terjadi karena konsumsi mie instan yang berlebihan. Ya memang, sebelumnya putri paman yang masih kecil itu sangat menyukai mie instan dan malas makan sayuran. Akhirnya, setelah sembuh, si anak berubah drastis, syukurlah. Dari peristiwa itu, saya menyimpulkan, sebaiknya tidak membiasakan anak mengkonsumsi mie instan. Karena anak cenderung hanya meminta tanpa pikir panjang, apalagi masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan.
Dari resiko kesehatan dan ‘efek’ ketagihan mengkonsumsi mie instan, kita bisa mengantisipasi akibat dari konsumsi yang berlebihan, dan lebih lanjut lagi, kita mesti memilah-milah makanan yang terbaik bagi kita dan keluarga. Dan juga jangan lupa, produk mie instan selalu berbungkuskan kemasan plastik yang sukar untuk dapat kembali ke alam (hancur). Akhirnya, dengan kesadaran yang cukup tentang batas pengkonsumsian mie instan, selain menjaga kesehatan, kita juga mengurangi kerusakan lingkungan secara berkelanjutan.