Baca info terbaru Menghilangkan Ragu yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Menghilangkan Ragu dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Berawal dari hentakan hati ketika hendak niat sholat. Aku tersadar bahwa aku harus yakin tentang apa yang aku lakukan, tanpa ragu-ragu. Sehingga dari niat sholat aku mencoba belajar untuk serius dan yakin dalam melakukan setiap pekerjaan. Mungkin tak mudah bila dipraktekkan, aku sendiri ketika menulis ini masih banyak yang harus dibenahi pada diriku. Jadi tulisan yang ku buat ini seolah-olah menjadi perjanjian tertulis esa kepada diriku sendiri. Sebuah kontrak hidup yang tak berbentuk lisan.
Manusia selalu belajar dari lingkungannya. Tak terkecuali diriku ini. Aku mengalami banyak hal. Aku pernah menjadi saksi sebuah peristiwa kemunkaran besar. Aku menjadi pengamat atas isu dan permasalahan panas yang terjadi di indonesia saat ini. Sehingga tak pelak begitu mudah mengundang permusuhan dan saling benci. Tetapi selama segolongan manusia memilih jalan kemunafikan dan kekafiran, maka selama itu pula segolongan yang baik di sisi allah akan melawan mereka. Menghadapi tipu daya yang begitu besar dimunculkannya. Setiap kasus dan keanehan yang ada membuatku belajar membentuk sikap. Sampai kini aku merasa marah sekaligus bosan melihat itu semua. Lebih bosan lagi ketika kaum munafik berulah mengatas namakan agama dan negara. Aku bosan sekali. Ingin rasanya aku berallih dari masalah itu-itu saja, ke masalah yang menjadi bidangku, ilmu alam Biologi. Tetapi aku sadar, bahwa aku seorang muslim, yang wajib membantu sesama muslim lainnya, merasakan kepedihan saudara dan lelahnya perjuangan. Tapi aku masih belum kuat untuk menjadi sempurna. Bidang yang ku pelajari serasa tak begitu baik, sedang aku selalu terpaku pada masalah Indonesia kontemporer. Sebenarnya kebanyakan masalah itu muncul karena ulah manusia yang berpikir bebas tetapi miskin iman. Suatu hal yang tak perlu di pertanyakan di tanyakan lagi, digugat. Sehingga menguras banyak waktu dan pikiran untuk melawan pikiran bodoh dan kelicikan mereka.
Ketika aku mulai belajar bidangku, aku tak sepenuhnya menaruh perhatian padanya. Aku harusnya belajar agama dan belajar biologi dan lainnya. Mungkin itu yang namanya ragu. Terlebih ketika mau memilih bab mana yang akan dipelajari, ah, rasanya aku merasa tak berkepentingan untuk mempelajari itu. Rasanya tak penting. Rasanya tak spesial.
Padahal nanti gelarku sarjana pendidikan biologi, bukan sarjana masalah kontemporer. Tetapi sekali lagi, aku sadar bahwa aku menjadi seorang muslim sedari lahir hingga mati. Sudah menjadi muslim dan memiliki kewajiban membela agama allah jauh lebih awal dari waktu aku mendapat gelar sarjana. Luar biasa. Tapi aku belum benar-benar menjadikan diriku luar biasa. Masih terbayang-bayang kebingungan dengan hidup ini. Masih ragu.
Apa yang mestinya aku hilangkan, apa lagi yang mestinya aku lakukan. Filsafat dijelaskan sebagai sebuah cara berpikir radikal tentang segala sesuatu. Tetapi itu membuatku lelah bila berhubungan dengan agama, seperti tuhan dan nabi. Lelah karena nantinya akan menimbulkan pertanyaan atas suatu keterangan yang telah jelas datang dari Tuhan. Lalu kita menampiknya. Apa penting?
Rabu, 25 Februari 2015, 6 Jumadil Awal 1436 H.