Baca info terbaru Betapa Asinnya Sekelilingku yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Betapa Asinnya Sekelilingku dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Tiada anak adam yang tidak pernah melakukan kesalahan, selama masih ada waktu, selama itu pula ia diberi kesempatan untuk bertaubat, memohon ampun kepada Tuhan. Agaknya hal ini perlu direnungkan bersama agar disetiap saat kita selalu mawas diri dan menjauhi maksiat secara istiqomah. Hanya padanyalah bergantung segala sesuatu, termasuk kita.
Membicarakan tentang taubat dan kita, ada hal yang ingin aku sampaikan berkenaan dengan dunia yang tengah aku alami saat ini, ya, remaja yang serba aktif serta penuh rasa dan warna. Terkadang begitu berwarnanya sehingga segalanya dicoba, apalagi cinta. Dari cinta itu dapat menjadi lumbung dosa, dan mengantarkan pada bagian daripada pilihan keliru dalam menjalani hidup. Jika ditanya, golongan mana yang paling aktif berbuat dosa? Bisa aku jawab adalah golongan muda.
Yang muda, yang diperhatikan pula. Mungkin yang aktif fban ditahun 2014 pernah melihat ada yang mengshare foto yang bergambarkan siswa-siswi SMA yang saling berpelukan maupun nembak (mengajak pacaran) secara terbuka dihadapan teman-temannya, dan nyatanya difoto itu berisi puluhan siswa lain yang tampak gembira. Sebenarnya masih ada yang lebih berat daripada itu, seperti video mesum bocah SMP dihari jum'at disebuah sekolah negeri di jakarta. Tetapi, foto yang disebutkan sebelumnya juga pantas disesali, dan yang serupa tapi tak sampai seperti itu juga diam-diam menggerogoti teman-teman kita, bahkan bisa kita sendiri. Istilahnya pacaran orang biasa menyebutnya, aku sendiri dulu pernah ngobrol ke teman sedesa, waktu itu obrolannya intinya dia pacaran biar proses awal menuju pernikahan, semoga aku kelak tidak demikian. Bisa dibilang mindset begitulah yang dimiliki kebanyakan anak muda. Dan banyaknya itu bukan alasan untuk kita menerimanya, karena kita harus punya pegangan hidup, ya agama.
Syetan mempermainkan orang yang mabuk, tidak terkecuali mabuk cinta. Dan orang yang mabuk perlu orang lain yang harus menyadarkannya. Sayang hal itu dirasa rumit, problematik, dan pakewuh, karena orang kita punya kebiasaan beranggapan itu 'urusan orang lain', walaupun pandangan itu tidak sepenuhnya salah. Sebabnya, setelah keharusan memberi peringatan, maka kita berlepas tangan terhadap perbuatan saudara kita yang keliru. Tinggal ia mau kembali pada tuntunan yang benar atau tidak. Sehingga rugi dan tidak itu konsekuensi dari pilihan yang dia ambil.
Ya Allah, dunia ini seperti lautan saja. Gelombang, panas, dingin, pemangsa, asin, berada di sekeliling kita. Aku pernah baca bahwa ikan di laut itu tidak asin walau disekelilingnya adalah keasinan. Entah benar atau tidak filosofi itu, tetapi itu perlu diambil ibrahnya. Dalam catatan hidupku, teman yang rupanya menjalin hubungan asmara itu sudah beberapa, yang dengan ikhlasnya mengatakan bahwa itu 'urusan mereka' juga ada, yang bersorak-sorai dan menciyeciye kan yang seperti itu juga ada!, yang menjalin asmara padahal belum nikah dengan balutan shalawat juga ada, dan seterusnya, asin benar dunia sekarang ini. Aku hanya perlu bersabar, menahan kesal dan marah terhadap asinnya lingkunganku.