Baca info terbaru Menjadi Penonton yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Menjadi Penonton dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Sore kemarin, ketika masih diperjalanan hendak pulang ke kos, secara kebetulan, kutemukan sebuah pemandangan yang sebenarnya sudah biasa aku lihat selama kuliah di kampus ini. tetapi, secara kebetulan juga ada terlihat seonggok benda yang ku rasa tidak asing, dan benar saja, ketika aku dekati, ternyata benda itu adalah sampah hasil acara buka bersama kelasku sendiri. tempatnya dibuang di samping jalan baru di dalam kampus, yang selama ini menjadi keprihatinanku karena sampah dibuang begitu saja seperti itu.
Dengan hati dan pikiran yang bergetar, maka sampah itu aku pungut, untuk aku buang ditempat yang aku pikir lebih baik, ditempat pembakaran sampah yang jaraknya berapa ratus meter dari tempat itu. walau sebenarnya itu bukan solusi terbaik, tetapi ini semoga hanya untuk sementara.
Kita seringkali mengeluh akan suatu kesulitan dan musibah, padahal bisa saja, tanpa kita sadari kita adalah salah satu penyebab hal itu terjadi. berapa banyak yang mengeluhkan semakin panasnya suhu lingkungan setiap ia habis dari bepergian. ia sendiri naik kendaraan bermotor yang tak dijaga emisi gasnya, suka memakai parfum semprot yang mengeluarkan CFC, suka membeli makan minum lalu wadahnya dibuang menjadi sampah yang ujung-ujungnya akan dibakar dan mengotori udara, jangka panjangnya, itu akan meningkatkan suhu juga, semakin panas.
Apakah kita mewarisi kebiasaan (untuk tidak dibilang 'budaya') menjadi 'penonton'. mengeluh tapi tak pernah bergeser dari kursi nyamannya, untuk sekedar merealisasikan pikiran yang berisi solusi dan rencana atas masalah yang dialami, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.
Aku dulu tertarik dengan ide bank sampah yang direncanakan oleh seorang mahasiswi angkatan diatasku, Mba Denok. Namun, project keren itu kandas karena waktu terus berjalan, ketuanya harus KKN dan penelitian skripsi. Dalam sebuah momen yang cukup bagus, aku mencoba mendorong untuk melanjutkan project bank sampah, tetapi ternyata mba denok tidak bisa, akhirnya aku beranikan diri tetap mencoba melanjutkan. Nama Bank Sampah di dalam proposal yang kuperbaiki aku coba rubah menjadi Bank Bersih. Dan nama itu diterima oleh Kajur dan Sekjur Pendidikan Biologi, yang waktu itu diduduki oleh bu Lianah dan bu Manda.
Di akhir semester yang sama, akan diadakan pelatihan kebersihan, atau pelatihan pengelolaan sampah oleh jurusan. Setelah bertanya apakah itu disebabkan oleh ide bank bersih yang kami buat, jawabnya ya. Cukup menggembirakan, dan tanggal 29-30 juli bulan depan aku akan belajar banyak bagaimana pengelolaan sampah yang baik.