KISAH KEPERDULIAN UMAR RA TERHADAP RAKYAT JELATA

Baca info terbaru KISAH KEPERDULIAN UMAR RA TERHADAP RAKYAT JELATA yang bisa menjadi pilihan kalian dalam memilih beragam sajian mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul KISAH KEPERDULIAN UMAR RA TERHADAP RAKYAT JELATA dalam kategori kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Diriwayatkan oleh aslam “aku keluar beserta Umar bin Khattab ke hurrah. Tiba-tiba kelihatan oleh kami api yang sedang dinyalakan orang. Lalu beliau berkata kepada saya : “saya melihat api, agaknya api yang dinyalakan oleh suatu kafilah, yang kemalaman dan kedinginan. Mari kita pergi kesana” lalu kami pun berjalan ke tempat itu dengan cepat, berlari-lari sehingga kami sampai ke sana. Setibanya di sana kami dapati seorang perempuan dengan beberapa anaknya. Sebuah periuk tergantung di atas api itu, sedang anak-anaknya merintih menangis.
Umar berkata “Assalamu’alaikum hai orang yang mempunyai cahaya’. Beliau tidak suka menyebut orang yang mempunyai api. Perempuan itu menyahut ‘Alaikumussalam”. “Bolehkah saya mendekat?” tanya umar. “mendekatlah dengan baik atau pergilah.” Jawab perempuan itu. Umar bertanya “bagaimana keadaan anda ini?” “kami kemalaman dan kedinginan” kata perempuan itu. “mengapa anak-anak ini menangis?” tanya Umar. “kelaparan” kata perempuan itu. “apa isi periuk ini?” tanya Umar. “Air, saya masak untuk mendiamkan tangis mereka saja, sehingga mereka tertidur sendiri, bagaimana Kami dengan Umar?” tanya perempuan itu.
“Moga-moga Anda dirahmati Allah, tentu Umar tidak tahu akan keadaan Anda ini” Kata Umar
“adakah pantas dia memegang kendali kami, tetapi dia melalaikan kami?” kata perempuan itu.

Umar pun menoleh kepada saya dan berkata: ”marilah kita kembali”. Kami pun kembali ke kota dan kami ambil gandum sekarung dari gudang. Lalu beliau suruh pikulkan ke punggungnya. “biarlah saya sendiri memikulnya”, kata saya. Tetapi beliau berkeras, bahwa beliaulah yang memikul gandum itu. Sampai tiga kali saya diperintahkannya mengangkatnya ke punggungnya.  “apakah engkau sanggup memikul dosaku dihari kiamat?” mendengar katanya itu saya pikulkan karung itu ke punggungnya dan kami pun berjalan cepat-cepat ke tempat perempuan itu

Setelah sampai karung itu diletakkannya dan disuruhnya perempuan itu menghinda, sehingga beliau sendirilah yang akan memasak gandum itu. Setelah masak lalu disuruhnya mengambil piring dan disuruhnya memberi makan anak-anak itu. Mereka makan dengan lahap hingga kenyang.

Kami pun sesudah pergi, seketika kami akan pergi, berkatalah perempuan itu: “terimakasih banyak, moga-moga Allah membalas jasa tuan. Tuan lebih pantas memegang pemerintahan dari pada amirul mu’minin.” “baiklah dan jika anda kelak menghadap amirul mu’minin, tentu anda akan bertemu dengan saya disana, insya Allah”

Setelah beberapa langkah kami berjalan, tiba-tiba umar merapatkan dirinya ke tanah. Seakan akan ada yang didengarnya. Kemudian beliau pun berdiri dan berkata kepada saya: “sekarang senanglah hati saya, telah ku dengar anak-anak tadi tertawa.” “Hai aslam” katanya pula: “anak-anak yang menangis tadi, rupanya karena amat lapar. Belum senang hatiku pergi sebelum terdengar mereka tertawa”

Sumber Tulisan: Depag


Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top